Kamis, 07 Agustus 2008

program pemberdayaan tunanetra

BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG MASALAH
Pertumbuhan dan perkembangan suatu bangsa yang melaju dengan cepat merupakan suatu kebanggaan suatu negara di mata dunia, hal ini di pengaruhi oleh perkembangan arus globalisasi yang semakin merajalela di kehidupan dalam berbangsa dan bernegara. Hal ini di pengaruhi oleh tatanan sistem yang dianut oleh suatu bangsa. Di mana bila suatu bangsa mampu mengikuti perkembangan negara lain dari segi ekonomi, politik, sosial dan budaya dengan mulus maka bangsa tersebut merasa bahwa mereka telah mampu disejajarkan dengan negara lain yang ada di belahan dunia ini. Tetapi tidak jauh dari wilayah tersebut, semakin tumbuh dan berkembangnya daerah-daerah yang dilanda kemiskinan, di daerah miskin dan pedalaman masih banyak anak-anak yang sangat memerlukan perlindungan khusus, baik itu sarana kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya yang sangat mereka perlukan untuk menyelamatkan masa depan mereka.
Di negara kita, kondisi anak lebih buruk lagi. Saat terjadinya krisis multi-dimensi kondisi anak-anak di negara kita semakin buruk, mulai dari trafficking (penjualan anak), maraknya pekerja anak, hingga kekerasan lainnya terkait dengan anak. Kejadian ini juga tidak berbeda dengan yang dialami oleh anak penderita cacat, sebagai salah satu kelompok penyandang masalah-masalah kesejahteraan sosial yang selalu bertambah dari masa ke masa.
Anak tuna netra adalah salah satu jenis anak penderita cacat. Jumlah anak penyandang tuna netra yang semakin hari semakin bertambah. Bahkan hal ini diperburuk lagi dengan penerimaan keluarga ataupun masyarakat yang kurang baik termasuk upaya-upaya pengucilan. Parahnya, beberapa keluarga atau pihak-pihak lainnya berusaha memanfaatkan keberadaan anak penderita cacat ini dengan motif ekonomi, yakni dengan memaksa/ menyuruh anak untuk mengemis.
Banyak masyarakat yang belum menyadari bahwa anak yang menderita tuna netra adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Kuasa, yang senantiasa harus kita jaga karena dalam dirinya melekat harkat, martabat dan hak-hak sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi.
Dari segi kehidupan berbangsa dan bernegara, anak adalah masa depan bangsa dan generasi penerus cita-cita bangsa. Dunia internasional pada dasarnya sudah mengatur perlindungan terhadap anak (termasuk anak penyandang cacat) dalam hak-hak asasi manusia yang secara eksplisit menyatakan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, berkembang berpartisipasi serta berhak atas perlindungan dari tindak kekerasan dan diskriminasi serta hak sipil dan kebebasan.
Dalam menciptakan Sumber Daya Manusia yang handal dan tangguh serta mampu bersaing diperlukan strategi yang matang yang dimulai dari masa kanak-kanak sampai dengan masa dewasa, karena pada masa tersebut merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan pada seseorang anak. Maka mereka perlu mandapatkan perhatian yang khusus, jika pada masa anak-anak mereka mengalami eksploitasi atau perlakuan yang tidak wajar, dengan sendirinya pertumbuhan dan perkembangan anak itu akan terganggu.
Penyandang cacat juga merupakan penerus dari cita-cita suatu bangsa, yang nantinya juga memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai warga negara terhadap pembangunan di masa yang akan datang.demikian juga para penderita tunanetra harus dipersiapkan juga agar mereka lebih bertanggung jawab dan berpartisipasi dalam kemajuan bangsa dan negara. Oleh karena itu para penderita tunanetra perlu mendapatkan perlakuan yang lebih khusus.
Penyandang cacat secara umum adalah seseorang yang mempunyai kekurangan atau keterbatasan yang dimilikinya dalam melakukan segala aktivitas yang biasa dilakukan oleh orang yang secara lahiriah lahir dengan normal. Dan keterbatasannya ini yang mengakibatkan dia merasa terganggu dalam melakukan sebahagian dari aktivitasnya, dan dia sangat membutuhkan alat atau bantuan orang lain untuk melakukan kegiatannya tersebut. Pada hakekatnya keadaan cacat yang dimiliki oleh seseorang hanya suatu kelainan belaka, mereka juga mempunyai kemampuan untuk mengembangkan diri dengan mencari nafkah sebagai sumber penghidupan bagi diri sendiri maupun bagi keluarganya.
Tunanetra adalah seseorang yang tidak dapat melihat jarinya sendiri dalam jarak 1 meter, Tunanetra dari segi etimologi bahasa. “tuna” = “rusak” “netra”= “mata” atau cacat mata (Pradopo 1996:12), Tunanetra adalah seseorang yang memiliki hambatan dalam penglihatan / tidak berfungsinya indera penglihatan.
Seorang anak yang mengalami kebutaan sangat memerlukan orang lain dalam melakukan aktifitasnya, peranan keluarga sangat diperlukan untuk lebih memperhatikan keadaan tunanerta tersebut. Namun ada pula kondisi orang tua yang tidak memadai membuat tunanetra harus mandiri sendiri, kondisi ekonomi orang tua yang lemah, membuat orang tua harus bekerja sepanjang hari untuk memenuhi kebutuhan hidupnya hal inilah yang membuat orang tua tidak punya waktu terhadap anak-anaknya termasuk anak tunanetra. Si tunanetra dibiarkan berkembang sendiri tanpa memeperhatikan kebutuhan yang harus di penuhi, padahal mestinya anak yang mengalami cacat harus mendapatkan perlakuan khusus termasuk perhatian yang lebih jika dibandingkan dengan anak-anak yang secara lahiriah normal.
Sebagian masyarakat ada yang mempunyai pandangan bahwa tunanetra tidak berguna dan hanya membuat masalah saja bagi masyarakat. Pandangan semacam inilah yang membuat tunanetra merasa disisihkan dilingkungan masyarakat. Pandangan tersebut membuat para tunanetra tidak percaya diri, rendah diri dan merasa tidak di butuhkan.
Menurut PBB, di dunia ini hingga tahun 2000 terdapat 500 juta orang penyandang cacat. Dari total itu 80 % tinggal di Negara berkembang prefalensi orang yang menderita cacat atau kelainan sekitar 2,3 % dari total populasi (www. Artikelus/nurkelus 2 html).
Jumlah penyandang cacat di Indonesia pada tahun 1999 berdasarkan perhitungan PBB mencapai 5,43 % atau 6 juta dari total jumlah populasi penduduk Indonesia, sementara itu pemerintah memperkirakan jumlah penyandang cacat di Indonesia hanya 3 % dari jumlah populasi, perbedaan jumlah ini karena banyak anggota keluarga yang menyembunyikan anggota keluarga yang cacat dengan alasan malu, melindungi yang cacat dari celaan sosial dan sebagainya (www.usembassy.stake.gov.jakarta).
Frefalensi kebutaan di Indonesia masih tinggi dengan penyebab utama buta katarak, glaucoma, dan kelainan reflansi sebagian besar di daerah miskin dengan kondisi ekonomi lemah. Jumlah orang buta diseluruh dunia 45 juta orang dan 1/3 diantaranya di asia tenggara. WHO memperkirakan 12 juta orang menjadi buta setiap menit. Dan dimana 4 orang diantaranya ditemukan di Asia Tenggara. Hasil survey memperlihatkan bahwa dari pendataan 1993-1996 yang dilakukan di 8 provinsi kebutaan di Indonesia sebesar 1,5 % dengan penyebab katarak 0,86 % glaucoma 0,2 %, kelainan reflansi 0,14 %, insiden kecelakaan 0,1 % atau 210 ribu orang per tahun (Sinar Indonesia Baru, 19 Agustus 2007: 10)
Data BPS pada awal tahun 2000, menyebutkan ada sekitar 51,85 juta anak usia sekolah yang ada di Indonesia. Dari jumlah tersebut ada 2,5 % atau 1,3 juta anak usia sekolah yang memerlukan pelayanan khusus, baik scara fisik, mental maupun kelainan prilaku. Namun dalam kenyataanya baru 3,7 % atau 48.022 anak yang telah mendapat pelayanan khusus dan masih 96,3 % atau 1,29 juta anak yang belum terjangkau pelayanan khusus melalui pendidikan formal.
Masih banyak penyandang cacat yang belum tersentuh pendidikan yang mana hal ini disebabkan masih minimnya sarana pendidikan bagi mereka, keberadaan sekolah khusus atau sekolah luar biasa hingga kini tidak sebanding dengan jumlah penyandang cacat yang memerlukan pendidikan. Sedangkan pada tahun 2007 , jumlah sekolah luar biasa ada sekitar 2628 unit dengan perincian sebagai berikut TK luar biasa 498 unit, SD luar biasa 1.176 unit, SMP luar biasa 521 unit, SMA luar biasa 433 unit. Demikian pula sekolah inklusi yakni sekolah umum yang membuka akses bagi penyandang cacat, yang masih terdapat 796 sekolah. Sebagian besar berada di kota-kota besar, sehingga para penyandang cacat khususnya di daerah masih ke4sulitan mengaksesnya terutama karena kendala akomodasi, transprotasi dan asrama. (http://www. Sinarharapan.co.id?berita0210/16/nas09.html)
Kita ketahui bahwa masih minimya pelayanan pemerintah terhadap penyandang cacat dapat dikatakan masih relatif sedikit, dimana hal ini dapat dibuktikan dengan masih kurang tersediannya pelayanan umum yang diberikan pemerintah kepada penyandang cacat misalnya, penyediaan sekolah luar biasa yang relatif kurang dan dominan dikuasai oleh lembaga-lembaga swasta. Disamping itu pihak pemerintah dalam membantu pendidikan penyandang cacat juga masih kurang hal ini juga dapat dibuktikan dengan memberikan beasiswa kepada anak anak penyandang cacat yang miskin juga masih relatif sedikit, dimana dari sekitar 16.320 anak cacat yang menerima beasiswa baru sekitar 76.000 siswa. Di samping itu program-program pemberdayaan para tunanetra lebih dominan di laksanakan oleh swasta baik itu penyediaan sarana sekolah, program-program kemandirian anak seperti, seni musik, tarik suara dan juga kerajinan tanga yang dapat menunjang kemandirian anak lebih di tersedia pada sekolah-sekolah luar biasa yang di sediakan oleh pihak swasta.
Dari hasil diatas kita lihat bahwa masih kurangnya pelayanan pemerintah dalam usaha-usaha meningkatkat kesejahteraan anak cacat khususnya anak yang menderita cacat netra. Dalam hal ini yayasan tunanetra sebagai lembaga yang bergerak dalam pendidikan dan pelatihan anak tunanetra sangat membatu para penyandang cacat, netra dalam usaha pemenuhan hidup dan menunjang kemandirian mereka. Menyiapkan Lingkungan, menurut Sigid Widodo, Direktur Rawinala, sebuah lembaga yang merawat dan melatih para dwi tuna atau penderita cacat ganda, "Orang yang paling bermasalah bukan penyandang cacat itu sendiri, tetapi biasanya adalah orang-orang yang ada di sekitar penyandang cacat." Lebih lanjut Sigid memaparkan 6 poin penting: 1. Sangat sedikit kemungkinannya sebuah keluarga siap menerima kelahiran seorang bayi yang cacat. Pada umumnya sebuah keluarga akan mengalami problem psikologis yang berkepanjangan. 2. Kita cenderung memandang seorang penyandang cacat dari sudut pandang dan pemikirannya sendiri, seperti melihat harus pakai mata, berjalan harus pakai kaki, berpikir harus pakai otak, mendengar harus pakai telinga. Sudut pandang ini pada akhirnya melahirkan "kasihan." Kita menganggap para penyandang cacat tidak bisa melakukan apa yang kebanyakan dilakukan banyak orang. Sikap kasihan yang kelihatannya melahirkan simpati itu pada akhirnya justru berkembang menjadi sikap yang diskriminatif. 3. Pendekatan yang dilakukan terhadap penyandang cacat kecenderungannya adalah "charity" yang melibatkan emosi sesaat. Akibatnya penanganan penyandang cacat dinegeri ini menggunakan pendekatan ini, bukan pendekatan transformatif.
4. Banyak dari kita yang belum tahu bagaimana seharusnya bersikap terhadap penyandang cacat. Padahal yang harus diubah adalah cara berfikir kita terhadap penyandang cacat.
5. Para penyandang cacat mempunyai kebutuhan yang sama sebagai manusia umumnya. Jika kecacatan tidak terlalu kompleks mungkin tidak ada masalah dalam berkomunikasi. Bagaimana halnya bagi mereka yang kecacatannya kompleks. Banyak orang berfikir bahwa dibutuhkan keahlian khusus, untuk menjalin relasi dengan orang-orang semacam ini. Sebenarnya dengan sentuhan dan belaian yang tulus, kita sudah menjadi sahabatnya. Kita tidak perlu menjadi ahli dulu untuk menjadi sahabat mereka.
6. Paradigma kita tentang melihat, mendengar dan berjalan, sebaiknya harus diubah (http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com/msg01165.html)
Kondisi anak tunanetra yang sering di sisihkan di lingkungan keluarga berakibat banyaknya kebutuhan-kebutuhan mereka yang terabaikan yang juga berkontribusi pada minimnya teman bermain bagi mereka. Dalam perkembangannya, anak dengan kondisi ini kemudian mendapatkan perhatian beberapa pihak, salah satunya adalah Yayasan Pendidikan Tunanetra Sumatera disingkat Yapentra. Yapentra merupakan tempat bagi anak penyandang tunanetra untuk berinteraksi, serta untuk tumbuh dan berkembang.
Yapentra beralamat di daerah Tanjung Morawa, Sumatera Utara. Yayasan ini bergerak dalam bidang pendidikan, pelatihan keterampilan bagi penderita tunanetra. Yayasan ini juga menyelenggarakan pendidikan bagi anak tunanetra, mulai dari SDLB dan SMPLB dan juga terdapat Vocational School Center (VSC). Disamping itu tersebarnya siswa tunanetra di beberapa sekolah formal, baik sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA) dan juga di beberapa universitas.dan untuk menunjang hal ini Yapentra membiayai sepenuhnya biaya dan kebutuhan mereka yang melaksanakan pendidikan di luar dari Yapentra.



2. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian yaitu sebagai berikut: “Bagaimana Strategi Pemberdayaan Yang Dilakukan Oleh Yapentra Untuk Mencapai Kemandirian Anak Tunanetra ?”.
3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1 Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui strategi pemberdayaan yang diberikan oleh Yayasan Pendidikan Tunanetra (Yapentra)
2. Untuk mengetahui bagaimana kinerja para pekerja sosial dalam menangani klien (siswa) di Yayasan Pendidikan Tunanetra
3.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang akan diperoleh dengan dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Bagi penulis sendiri adalah dapat menambah khasanah kemampuan penulis dalam penulisan karya ilmiah dan menambah pengetahuan di bidang pelayanan sosial.
2. Bagi fakultas, untuk memperbanyak referensi karya ilmiah yang menyangkut sistem pelayanan sosial.
3. Bagi Yapentra diharapkan dapat sebagai bahan acuan dalam membenahi upaya-upaya yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang, serta acuan apakah usaha yang dilakukan selama ini berhasil atau tidak.

4. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan sebagai laporan penelitian ini adalah:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang, masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistemaika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini menguraikan secara teoritis variabel-variabel yang diteliti, kerangka pemikiran, defenisi konsep dan defenisi operasional.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisikan tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan teknik analisa data.
BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang sejarah singkat berdirinya Yayasan Pendidikan Tunanetra (YAPENTRA), gambaran umum tentang dimana peneliti melakukan penelitian.
BAB V : ANALISIS DATA
Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian dan pembahasannya.
BAB VI : PENUTUP
Bab ini memuat tentang kesimpulan dan saran-saran yang bermanfaat




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. 1. Pengertian Anak dan Hak Anak
II. 1. 1. Pengertian Anak
Kedudukan anak dalam aspek sosiologis anak sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa berinteraksi dengan lingkungan masyarakat dan lingkungan sosial. Kedudukan anak dalam pengertian ini memposisikan anak sebagai kelompok sosial yang berstatus lebih rendah dari masyarakat tempat ia berinteraksi, status sosial yang dimaksud ditujukan untuk menerjemahkan ilmu dan tekhnologi sebagai ukuran interaksi yang diukur dari esensi-esensi kemampuan sosial yang berada dalam skala paling rendah (Wadong,2000.12)
Pengertian anak menurut UUD 1945 memiliki makna bahwa hak-hak yang harus diperoleh anak dari masyarakat, bangsa dan negara dan harus diprioritaskan karena kepentingan-kepentingan pembangunan bangsa dan negara harus mendasarkan anak sebagai sumber aspirasi bagi lahirnya generasi-generasi baru pewaris bangsa yang besar bagi perkembangan bangsa yang kemudian dapat mensejahterakan masyarakat Indonesia. Kedudukan pasal 34 UUD 1945 mengandung kekhususan bahwa pengelompokan anak-anak yang terkategori sebagai anak terlantar dan kemudian dijadikan objek pembangunan, pembinaan, pemeliharaan denga tujuan agar anak-anak Indonesia akan dapat menjalani kehidupan yang layak dari suatu kehidupan yang penuh dengna kesejahteraan. (Wadong, 2000: 18).


II. 1. 2. Hak Anak
Hak asasi anak dalam pandangan deklarasi Hak Asasi Anak yang dicetuskan oleh PBB pada tahun 1959 meliputi hak-hak asasi sebagai berikut:
1. Pasal 4, Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi
2. Pasal 5 Setiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas dan status kewarganegaraan.
3. Pasal 6 Setiap anak berhak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir dan berekspresi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usiannya, dalam bimbingan orang tua.
4. Pasal 7
(1) Setiap anak berhak untuk mengetahui orang tuannya, dibesarkan dan diasuh oleh orang tuannya sendiri.
(2) Dalam hal karena suatu sebab orangtuannya tidak dapat menjamin tumbuh kembang anak, atau anak dalam keadaan terlantar maka anak tersebut berhak diasuh atau diangkat menjadi menjadi anak as uh atau anak angkat oleh orang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5. Pasal 8 Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental,spritual, dan sosial.
6. Pasal 9
(1) Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya.
(2) Selain hak anak dimaksud sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, khusus bagi anak yang menyandang cacat juga berhak memperoleh pendidikan luar biasa, sedangkan bagi anak yang mempunyai keunggulan juga berhak mendapat pendidikan khusus.
7. Pasal 10 Setiap anak berhak menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima, mencari, dan memberikan informasi sesuai dengan tingkat kecerdasannya dan usianya demi pengembangan dirinya sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dan kepatutan.
8. Pasal 11 Setiap anak berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan anak yang sebaya, bermain, berrekreasi, dan berkreasi sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya demi pengembangan diri.
9. Pasal 12 setiap anak yang menyandang cacat berhak memperoleh rehabilitasi, bantuan sosial, dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial
10. Pasal 13
(1) setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali, atau pihak lain manapun yang bertanggung jawab atas pengasuhan, berhak mendapat perlindungan dari :
a. diskriminasi
b. eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual
c. penelantaran
d. kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan
e. ketidak adilan ; dan
f. perlakuan salah lainnya
(2) dalam hal orang tua, wali atau pengasuh anak
11. Pasal 14 Setiap anak berhak untuk diasuh oleh orangtuannya sendiri, kecuali jika ada alasan/ atau aturan huklum yamng sah menunjuk bahwa pemisahan itu adalah demi kepentingan terbaik bagi anak dan merupakan pertimbangan terakhir.
12. Pasal 15 setiap anak berhak memperoleh perlindungan dari :
a. penyalahgunaan dalam kegiatan politik
b. pelibatan dalam senhgketa bersenjata
c. pelibatan dalam kerusuhan sosial
d. pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur kekerasan ;
e. pelibatan dalam peperangan
13. Pasal 16
(1) setiap anak berhak memperoleh perlindungan dari sasaran penganiayaan, penyiksaan, atau penjatuhan hukuman yang tidak manusiawi
(2) setiap anak berhak untuk memperoleh kebebasan sesuai dengan hukum
(3) penangkapan, penahanan, atau tindak pidana penjara anak yang dilakukan apabila sesuai dengan hukum yang berlaku dan hanya dapat dilakukan sebagai upaya terakhir
14. Pasal 17
(1) setiap anak yang dirampas kebebasannya berhak untuk :
a. mendapatkan perlakuan secara manusiawi dan penempatannya dipisahkan dari orang dewasa
b. memperoleh bantuan hukum atau bantuan lainnya secara efektif dalam setiap tahapan upaya hukum yang berlaku
c. membela diri dan memperoleh keadilan didepan pengadilan. Anak yang objektif dan tidak memihak dalam sidang tertutup untuk umum.
(2) setiap anak yang menjadi korban atau pelaku kekerasan seksual atau yang berhadapan dengan hukum berhak dirahasiakan
15. Pasal 18 setiap anak yang menjadi korban atau pelaku tindak pidana berhak mendapatkan bantuan hukum dan bantuan lainnya
16. pasal 19 setiap anak berkewajiban untuk :
a. menghormati orang tua, wali dan guru
b. mencintai keluarga, masyarakat, dan menyayangi teman
c. mencintai tanah air, bangsa dan negara
d. menunaikan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya
e. melaksanakan etika dan akhlak yang mulia
II. 2. Pengertian Pemberdayaan
Pemberdayaan adalah mengembangkan klien dari keadaan atau kurang berdaya menjadi mempunyai daya . suatu proses pemberdayaan (empowerman) pada intinya ditujukan pada guna (Payne, dalam Adi, 2002:97)
“to help clients gain power of dicision and action over theirs qown lifes by reducing the effect off sosial of personal blocks to exercisisting existing power, by creasing capacity and self confidence to use power and by transferring power from the inorenment to clients”

(Membantu klien memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang ia lakukan yang terkait dengan diri mereka termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan. Hal ini dilakukan memalui peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri dalam mengunakan daya yang ia miliki melalui transfer daya dari lingkungannya).

Pemberdayaan adalah pada intinya membahas bangaimana individu kelompok maupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keiginan mereka (shadow, dalam adi, 2002:98)
II. 3. Pengertian, Hak dan Kewajiban Penyandang Cacat
II. 3. 1. Pengertian
Menurut UU No 4 1997 dinyatakan bahwa Penyandang cacat adalah setiap orang yang mempunyai kelainan fisik dan/atau mental, yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan secara selayaknya (http//www.google.com)
Penyandang cacat menurut PP No 36 tahun 1980 adalah seseorang yang menurut ilmu kedokteran dinyatakan mempunyai kelainan fisik atau tubuh yang oleh karenanya dapat merupakan rintangan atau hambatan baginnya untuk melaksanakan kegiatan secara layak. Adapun penyandang cacat dapat di bagi dalam 5 kategori sebagai berikut :
1. Penyandang cacat tubuh
2. Penyandang cacat netra
3. Penyandang cacat mental
4. Penyandang cacat rungu/wicara
5. Penyandang cacat kronis
II. 3. 2. Hak dan Kewajiban
Menurut UU No 4 tahun 1997 tentang penderita cacat bahwa penderita cacat mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan manusia yang normal,
Setiap penyandang cacat mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan.
Maka hak-hak penyandang cacat seperti yang tertuang dalam UU No 4 tahun 1997 adalah
1. Setiap penyandang cacat berhak memperoleh :
2. Pendidikan pada semua satuan, jalur, jenis, dan jenjang pendidikan;
3. Pekerjaan dan penghidupan yang layak sesuai dengan jenis dan derajat kecacatan, pendidikan, dan kemampuannya;
4. Perlakuan yang sama untuk berperan dalam pembangunan dan menikmati hasil-hasilnya;
5. Aksesibilitas dalam rangka kemandiriannya;
6. Rehabilitasi, bantuan sosial dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial; dan
7. Hak yang sama untuk menumbuhkembangkan bakat, kemampuan, dan kehidupan sosialnya, terutama bagi penyandang cacat anak dalam lingkungan keluarga dan masyarakat.
Serta pasal 7 UU No 4 tahun 1997 mengenai kewajiban dari penyandang cacat menyebutkan
1. Setiap penyandang cacat mempunyai kewajiban yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pelaksanaannya disesuaikan dengan jenis dan derajat kecacatan, pendidikan, dan kemampuannya.
II. 4. Sistem Usaha Kesejahteraan Sosial Bagi Penyandang Cacat
Walter A. fredlanden (dalam Nurdin 1990 : 29) mendefenisikan kesejahteran sosial adalah sistem yang terorganisasi dari pelayanan-pelayanan sosial dan lembaga-lembaga yang bertujuan membentuk individu dan kelompok untuk mencapai standart kehidupan dan kesehatan yang kesejahteraannya selaras dengan kebutuhan lingkungan hidupnya. Dengan kata lain tujuan tersebut dapat dicapai dengan cara mengikutkan individu baik dalam memecahkan masalah masalah maupun dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
Sedangkan istilah “sosial” menurut Dr. J.A. Ponsion mempunyai dua arti yang berbeda yaitu:
1 Sebagai suatu indikasi dari pada kehidupan bersama makhluk manusia, umpama dalam kebersamaan rasa, berpikir, bertindak dan dalam hubungan sengan manusia.
2 Sejak ababd ke–19 istilah sosial mempunyai konotasi yang bededa, lebih sentimental dan arena itu menjadi agak kabur, istilah yang serupa dikaitkan dengan persoalan kemiskinan dan ketelantaran orang, sebagai contoh; pekerja sosial, pelayanan sosial, aksi sosial dan semacamnya. (Coleman, 1987:23)

Setiap negara mempunyai batasan pengertian sendiri tentang kesejahteran sosial dan pengunaannya dipengaruhi oleh sejarah, nilai budaya, dan faktor lainnya yang hidup dan tumbuh dalam masyarakat tersebut. Dari uraian ini akan dikutip beberapa defenisi yang dimaksudkan untuk mencari landasan yang jelas tentang pengertian kesejahteraan sosial. Secara umum yang dimaksud dengan “kesejahteraan sosial” adalah keadaan sejahtera, pada umumnya meliputi jasmani, rohani, sosial.
Menurut Walter A. Friedlender, 1961:

Kesejahteraan sosial adalah sistem yang tewrorganisasi dari pelayanan-pelayanan sosial dan lembaga-lembaga yang bertujuan untuk membantu individu dan kelompok untuk mencapai standart hidup dan kesehatan nyang memuaskan dan relasi-relasi pribadi sosial yang memungkinkan mereka mengembangkan kemampuannya sepenuh mungkin dan meningkatkan kesejahteraan selaras dengan kebutuhan keluarga dan masyarakat (Nurdin, 1990: 26).
Dalam Undang-Undang No. 6 Tahun 1974 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial, pasal 2 ayat 1 berbunyi:
Kesejahteran sosial adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial material maupun spritual yang meliputi rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketenraman lahir dan batin yang memungkinkan bagi setiap warga negarauntuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, kelurga serta masyarakat dengan menjungjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia dengan pancasila (Nurdin, 1990:80)

Dari kedua defenisi diatas terlihat bahwa kesejahteran sosial memiliki arti yang sama yaitu suatu keadaan dimana setiap individu, kelompok maupun masyarakat dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya seperti pangan, sandang dan kebutuhan rohaniah sehingga mampu mengembangakan diri.
Berdasarkan PP No. 3 Tahun 1980 tentang kesejahteraan sosial bagi penyandang cacat dinyatakan bahwa, Rehabilitasi adalah usaha proses refungsional dan pemberdayaan untuk penyandang cacat sehingga mereka mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar.
Menurut Keputusan Menteri Sosial No. 55/1981, dinyatakan bahwa sistem usaha kesejahteran sosial bagi penyandang cacat dilaksanakan di dalam panti atau diluar panti.
II. 5. Pengertian Strategi
Ada banyak pengertian strategi yang dikemukakan oleh para ahli. Beberapa pengertian tersebut diantaranya:
Menurut Alfred Chandler:
”The determination of the basic long-term goals and objectives of an enterprise, and the adoption of courses of action and the allocation of resources necessary for carrying out these goals.”

‘Penentuan sasaran hasil dan masukan dasar suatu perusahaan, dan adopsi tentu saja tindakan dan alokasi sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikan sasaran ini.’

Menurut James Brian Quin:
”The pattern or plan that integrates an organizational major goals, policies, and action squences into a cohesive whole.”

‘Pola teladan atau rencana yang mengintegrasikan suatu masukan orghanisasi-organisasi yang utama, kebijakan, dan tindakan ke dalam suatu kegiatan yang utuh atau kompak.’

Menurut William F. Glueck:
”A unified, comprehensive, and integrated plan designed to ensure that the basic objectives of the enterprises are achieved.”

‘Suatu tujuan yang dipersatukan, menyeluruh, dan rencana yang terintegrasi merancang untuk memastikan bahwa sasaran itu merupakan hasil dasar perusahaan yang dicapai’

Dalam bidang manajemen, definisi mengenai strategi cukup beragam dan bervariasi dari beberapa ahli dan penggarangnya. Gerry Johnson dan Kevan Scholes (dalam buku Exploring Corporate Strategy) misalnya mendefinisikan strategi sebagai arahan cakupan jangka panjang organisasi untuk mendapatkan keunggulan melalui konfigurasi sumber daya alam dan lingkungan yang berubah untuk mencapai kebutuhan pasar dan memenuhi harapan pihak yang berkepentingan (stakeholder).
Henry Mintzberg mendefinisikan strategi sebagai 5P, yaitu: strategi sebagai Perspectif, strategi sebagai Posisi, strategi sebagai Perencanaan, strategi sebagai Pola kegiatan, dan strategi sebagai Penipuan (Ploy) yaitu muslihat rahasia. Sebagai Perspektif, di mana strategi dalam membentuk misi, misi menggambarkan perspektif kepada semua aktivitas. Sebagai Posisi, di mana dicari pilihan untuk bersaing. Sebagai Perencanaan, dalam hal strategi menentukan
tujuan performansi perusahaan. Sebagai pola kegiatan, di mana dalam strategi dibentuk suatu pola yaitu umpan balik dan penyesuaian.
Dari berbagai pengertian dan definisi mengenai strategi, secara umum dapat didefinisikan bahwa strategi itu adalah rencana tentang serangkaian manuver, yang mencakup seluruh elemen yang kasat mata maupun yang tak-kasat mata, untuk menjamin keberhasilan mencapai tujuan. (http://www.strategika.wordpress.com/2007/06/24/pengertian-strategi)
II. 6. Konsep Dasar Strategi Pemberdayaan Yapentra Terhadap Penyandang Cacat
Strategi adalah cara terbaik untuk mencapai beberapa sasaran. Untuk menentukan mana yang terbaik tersebut akan tergantung dari kriteria yang digunakan. Sedangkan taktik adalah pilihan-pilihan yang dimiliki dalam mengimplementasikan sebuah strategi. Pilihan-pilihan ini akan bekerja atau tidak bekerja tergantung dari kriteria yang digunakan dan pilihan-pilihan tersebut adalah yang berlangsung lama, tidak mudah diubah dan mencakup situasi yang sangat terstuktur.
Tujuan pada umumnya didefinisikan sebagai sesuatu yang ingin dicapai dalam jangka panjang; seperti bertahan hidup, keamanan dan memaksimalkan profit. Sasaran lebih nyata yaitu pencapaian hal-hal yang penting untuk mencapai tujuan. Mencapai sasaran akan lebih mendekatkan pada tujuan. Sasaran pada umumnya lebih spesifik dan harus dapat diukur dan biasanya mencakup kerangka target dan waktu.
Hubungan antara tingkat akhir (tujuan & sasaran) dengan alat pencapaiannya (strategi dan taktik) tidaklah mudah. Keberadaan strategi tidak untuk mendikte tujuan, sebaliknya tujuan dan sasaran harus dipengaruhi oleh peluang yang tersedia.
Efektifitas dan efisiensi, strategi memperhatikan hubungan antara pelaku (orang yang melakukan tindakan) dengan dunia luar. Strategi menyebutkan satu persatu hubungan penyebab dan hasil antara apa yang dilakukan pelaku dan bagaimana dunia luar menanggapinya. Strategi disebut efektif jika hasil yang dicapai seperti yang diinginkan. Karena kebanyakan situasi yang memerlukan analisa stratejik tidak statis melainkan interaktif dan dinamis, maka hubungan antara penyebab dan hasilnya tidak tetap atau pasti.
Sebaliknya taktik adalah tindakan nyata yang diambil oleh pelaku dan sepenuhnya berada di bawah pengawasan pelaku. Kebalikan dari stratejik, taktik adalah internal dan kriteria yang digunakan bukanlah keefektifan melainkan efisiensi.
II. 7. Strategi Pemberdayaan Anak Tunanetra Oleh Yapentra
Thelma Lee Mendoza (dalam Adi, 1994) secara umum melihat ada beberapa faktor sesorang tidak dapat menjalankan fungsi sosialnya disebabkan :
1. Personal inadequancies or sometimes pathologies which may make if difficult for man to cope which the demands of the environmen (Ketidak mampuan individu atau kadang kala patologi yang membuat seseorang sulit untuk memenuhi kebutuhan hidupnya).
2. Situasional anadequeancies and other conditions which are beyond man’s coping capacities: and (Ketidak mampuan situasional (lingkungan) dan kondisi lainnya yang berda di bawah kemampuan individu untuk menyesuaikan diri).
3. Both personal and situasional inadequancies (Ketidak mampuan atau ketidak lengkapan dari faktor personal atau situasional).


Strategi pemberdayaan adalah suatu usaha yang terrencana dan tersusun secara rapi dalam memberdayakan sumber daya manusia atau klien.
Yang termasuk dalam strategi pemberdayaan yang dilakukan oleh yayasan pendidikan tunanetra sumatera adalah:
1. Strategi pemenuhan hidup prima/ ekonomi
2. Strategi pemilihan keterampilan
3. Strategi pemenuhan sandang/pangan
4. Strategi pemenuhan aktualisasi sosial
Dengan terlaksananya strategi-strategi diatas maka di harapkan anak-anak tunanetra kelak dapat bersaing dengan anak-anak lainnya yang secara lahiriah normal. Maka untuk strategi siatas maka yapentra melaksanakan beberapa program yang mendukung poin-poin diatas.
II. 8. Program-Program Yang Dilaksanakan Oleh Yapentra Untuk Memandirikan Anak Tunanetra
Adapun program-program yang dilakukan oleh Yapentra dalam usaha memandirikan anak tunanetra adalah sebagai berikut :
a. Rehabilitasi
b. Pendidikan :
1. SD LB
2. SLTP LB
3. SLTP Inklusi
4. SMU Inklusi
VSC (Vocational School Centre):
1. Pertanian
2. Seni Musik
3. Peternakan
4. Kerajinan Tangan
5. Pijat Refleksi
d. Universitas
II. 9. Pengertian Tunanetra
Tunanetra adalah seseorang yang memiliki hambatan dalam penglihatan atau tidak berfungsinya indera penglihatan.
Tunanetra adalah sesorang yang tidak dapat melihat jarinya sendiri dalam jarak 1 meter (Kamus Kesos 153:153)
Tunanetra dari segi etimologi bahasa. “tuna” = “rusak” “netra”= “mata” atau cacat mata (Pradopo 1996:12)
Tunanetra adalah seseorang yang memiliki hambatan dalam penglihatan/tidak berfungsinya indera penglihatan
Tunanetra memiliki keterbatasan dalam penglihatan antara lain:
1. Tidak dapat melihat gerakan tangan pada jarak kurang dari 1 (satu) meter.
2. Ketajaman penglihatan 20/200 kaki yaitu ketajaman yang mampu melihat suatu benda pada jarak 20 kaki.
3. Bidang penglihatannya tidak lebih luas dari 20ยบ. (Heward & Orlansky, 1988:p.296)
Berdasarkan definisi World Health Organization (WHO), seseorang dikatakan Low Vision apabila:
1. Memiliki kelainan fungsi penglihatan meskipun telah dilakukan pengobatan, misalnya operasi dan atau koreksi refraksi standart (kacamata atau lensa).
2. Mempunyai ketajaman penglihatan kurang dari 6/18 sampai dapat menerima persepsi cahaya.
3. Luas penglihatan kurang dari 10 derajat dari titik fiksasi
4. Secara potensial masih dapat menggunakan penglihatannya untuk perencanaan dan atau pelaksanaan suatu tugas.
II. 10. Pembagian Tunanetra
Secara garis besar tunanetra dapat di bagi dalam 2 yaitu :
1. Waktu terjadinya kecacatan yaitu sejak kapan anak menderita tunanetra , sejak lahir, sejak bayi, semasa usia sekolah , sesudah dewasa atau sesudah lanju. Hal ini perlu diketahui agar dapat memberikan pendidikan bagi penderita tunanetra
2. Kemampuan daya lihat yakni penderita tunanetra ringan (mereka yang mempunyai kelainan atau kekurangan daya penglihatan , seperti penderita rabun)penderita tunanetra setengah berat (mereka yang kehilanagn sebagian daya penglihatan) penderita tunanetra berat (mereka yang sama sekali tidak dapat melihat)
Klasifikasi tunanetra secara garis besar dibagi empat yaitu:
II. 10. 1. Berdasarkan waktu terjadinya ketunanetraan
a. Tunanetra sebelum dan sejak lahir; yakni mereka yang sama sekali tidak memiliki pengalaman penglihatan.
b. Tunanetra setelah lahir atau pada usia kecil; mereka telah memiliki kesan-kesan serta pengalaman visual tetapi belum kuat dan mudah terlupakan.
c. Tunanetra pada usia sekolah atau pada masa remaja; mereka telah memiliki kesan-kesan visual dan meninggalkan pengaruh yang mendalam terhadap proses perkembangan pribadi.
d. Tunanetra pada usia dewasa; pada umumnya mereka yang dengan segala kesadaran mampu melakukan latihan-latihan penyesuaian diri.
e. Tunanetra dalam usia lanjut; sebagian besar sudah sulit mengikuti latihan-latihan penyesuaian diri.
II. 10. 2. Berdasarkan kemampuan daya penglihatan
a. Tunanetra ringan (defective vision/low vision); yakni mereka yang memiliki hambatan dalam penglihatan akan tetapi mereka masih dapat mengikuti program-program pendidikan dan mampu melakukan pekerjaan/kegiatan yang menggunakan fungsi penglihatan.
b. Tunanetra setengah berat (partially sighted); yakni mereka yang kehilangan sebagian daya penglihatan, hanya dengan menggunakan kaca pembesar mampu mengikuti pendidikan biasa atau mampu membaca tulisan yang bercetak tebal.
c. Tunanetra berat (totally blind); yakni mereka yang sama sekali tidak dapat melihat.
II. 10. 3. Berdasarkan pemeriksaan klinis
a. Tunanetra yang memiliki ketajaman penglihatan kurang dari 20/200 dan atau memiliki bidang penglihatan kurang dari 20 derajat.
b. Tunanetra yang masih memiliki ketajaman penglihatan antara 20/70 sampai dengan 20/200 yang dapat lebih baik melalui perbaikan.
II. 10. 4. Berdasarkan kelainan-kelainan pada mata
a. Myopia; adalah penglihatan jarak dekat, bayangan tidak terfokus dan jatuh di belakang retina. Penglihatan akan menjadi jelas kalau objek didekatkan. Untuk membantu proses penglihatan pada penderita Myopia digunakan kacamata koreksi dengan lensa negatif.
b. Hyperopia; adalah penglihatan jarak jauh, bayangan tidak terfokus dan jatuh di depan retina. Penglihatan akan menjadi jelas jika objek dijauhkan. Untuk membantu proses penglihatan pada penderita Hyperopia digunakan kacamata koreksi dengan lensa positif.
c. Astigmatisme; adalah penyimpangan atau penglihatan kabur yang disebabkan karena ketidakberesan pada kornea mata atau pada permukaan lain pada bola mata sehingga bayangan benda baik pada jarak dekat maupun jauh tidak terfokus jatuh pada retina. Untuk membantu proses penglihatan pada penderita astigmatisme digunakan kacamata koreksi dengan lensa silindris.
Slay jon French menggolongkan tunanetra menjadi :
a. Buta total adalah mereka yang sama sekali tidak dapat membedakan antara gelap dan terang indera mata demikian telah rusak atau kedua matanya teklah dicabut.
b. Penderita tunanetra yang masih sanggup memberdakan antara gelap dan terang dalam wujud banyangan objek, melalui sinar langsung.
c. Penderita tunanetra yang kekurangan penglihatan (devective vision) dfimana mereka dengan pertolongan alat masih mampu memperoleh pengalan yang visual yang cukup.
d. Penderita tunanetra yang masih mampu memberdakan terang dan gelap serta warna sampai ke tingkat pengenalan bentuk dan gerak objek dan masih bisa melihat judul tulisan biasa huruf-huruf besar.
e. Buta warna yakni mereka yang menjalani ganguan penglihatan sehingga mereka tidak dapat membedakan warna-warna tertentu, (pradopo,1996:13)
II. 11. Penyebab Terjadinya Tunanetra
Faktor yang menyebabkan terjadinya ketunanetraan antara lain:
II. 11. 1. Pre-natal
Faktor penyebab ketunanetraan pada masa pre-natal sangat erat hubungannya dengan masalah keturunan dan pertumbuhan seorang anak dalam kandungan, antara lain:
a. Keturunan
Ketunanetraan yang disebabkan oleh faktor keturunan terjadi dari hasil perkawinan bersaudara, sesama tunanetra atau mempunyai orang tua yang tunanetra. Ketunanetraan akibat faktor keturunan antara lain Retinitis Pigmentosa, penyakit pada retina yang umumnya merupakan keturunan.
b. Pertumbuhan seorang anak dalam kandungan
Ketunanetraan yang disebabkan karena proses pertumbuhan dalam kandungan dapat disebabkan oleh:
1. Gangguan waktu ibu hamil.
2. Penyakit menahun seperti TBC, sehingga merusak sel-sel darah tertentu selama pertumbuhan janin dalam kandungan.
3. Infeksi atau luka yang dialami oleh ibu hamil akibat terkena rubella atau cacar air, dapat menyebabkan kerusakan pada mata, telinga, jantung dan sistem susunan saraf pusat pada janin yang sedang berkembang.
4. Infeksi karena penyakit kotor, toxoplasmosis, trachoma dan tumor.
5. Kurangnya vitamin tertentu, dapat menyebabkan gangguan pada mata sehingga hilangnya fungsi penglihatan.
II. 11. 2. Post-natal
Penyebab ketunanetraan yang terjadi pada masa post-natal dapat terjadi sejak atau setelah bayi lahir antara lain:
a. Akan pada mata atau saraf mata pada waktu persalinan, akibat benturan alat-alat atau benda keras.
b. Pada waktu persalinan, ibu mengalami penyakit gonorrhoe, sehingga baksil gonorrhoe menular pada bayi, yang pada ahkirnya setelah bayi lahir mengalami sakit dan berakibat hilangnya daya penglihatan.
c. Mengalami penyakit mata yang menyebabkan ketunanetraan, misalnya:
1. Xeropthalmia; yakni penyakit mata karena kekurangan vitamin
2. Trachoma; yaitu penyakit mata karena virus chilimidezoon trachomanis.
3. Catarac; yaitu penyakit mata yang menyerang bola mata sehingga lensa mata menjadi keruh, akibatnya terlihat dari luar mata menjadi putih.
4. Glaucoma; yaitu penyakit mata karena bertambahnya cairan dalam bola mata, sehingga tekanan pada bola mata meningkat.
5. Diabetik Retinopathy; adalah gangguan pada retina yang disebabkan karena diabetis. Retina penuh dengan pembuluh-pembuluh darah dan dapat dipengaruhi oleh kerusakan sistem sirkulasi hingga merusak penglihatan.
6. Macular Degeneration; adalah kondisi umum yang agak baik, dimana daerah tengah dari retina secara berangsur memburuk. Anak dengan retina degenerasi masih memiliki penglihatan perifer akan tetapi kehilangan kemampuan untuk melihat secara jelas objek-objek di bagian tengah bidang penglihatan.
7. Retinopathy of prematurity; biasanya anak yang mengalami ini karena lahirnya terlalu prematur. Pada saat lahir masih memiliki potensi penglihatan yang normal. Bayi yang dilahirkan prematur biasanya ditempatkan pada inkubator yang berisi oksigen dengan kadar tinggi, sehingga pada saat bayi dikeluarkan dari inkubator terjadi perubahan kadar oksigen yang dapat menyebabkan pertumbuhan pembuluh darah menjadi tidak normal dan meninggalkan semacam bekas luka pada jaringan mata.
Ada juga faktor-faktor lain yang menyebabkan tunanetra adalah sebagai berikut :
1. Kecelakaan
a. Orang yang menderita tunanetra dapat disebabkan karena faktor kecelakan fisik, akibat tabrakan atau jatuh, yang berakibat langsung rusaknya syaraf tubuh yang lain,
b. Terkena radiasi sinar ultra violet dan gas beracun (seperti cardibide)
c. Dari segi kejiwaan, stress psikis yang terjadi akibat perasaan tertekan, kepedihan hati yang mendalam, juga dapat memyebabkan seseorang kehilangan fungsi saraf netra, meskipun jarang yang bersifat permanen kecuali apabila diikuti penyakit tertentu.
2. Penyakit
a. Rusaknya fungsi netra sebagai indera penglihatan dapat disebabkan oleh virus rubella yang biasa terjadi pada seseorang yang menderita campak pada tingkat akut.
b. Kebutaan juga dapat disebabkan apabila sesorang terkena kuman sejenis syphilis, kuman ini dapat berasal dari lingkungan masyarakat yang menganut nilai pergaulan sex bebas . apabila virus ini dijangkiti oleh seseorang wanita dan kemudian melahirkan anak maka kemudian anak yang dilahirkan mempunyai resiko tinggi terinfekksi kuman siphilis yang merusak fungsi saraf bayi yang menyebabkan anak lahir buta
c. Kebutaan juga dapat disebabkan oleh fungsi degenerasi (perapuhan pada lensa mata) sehigga pandangan mata menjadi mengeruh yang apabila terakumulasi selama menahun dapat mengakibatkan kebutaan karena penglihatannya terhalang oleh lensa mata yang keruh.
d. Kerusakan fungsi indera penglihatan juga dapat terjadi oleh seorang ibu yang ketika mengandung kekurangan gizi.
3. Genetika
a. Orang yang dilahirkan dari hasil perkawinan antara saudara cukup dekat hubungan darahnya juga mempunyai resiko mengalami kelemahan saraf mata.
b. Seseorang yang terlahir dari lingkungan yang selalu melahirkan keluarga cacat netra apabila kawin dengan anggota keluarga yang mengalami karakteristik genetika yang sama akan melahirkan keturunan yang memiliki resiko tinggi menderita tunanetra (media informasi penelitian kesos, dalam elfi julita:21)
II. 12. Karakteristik
1. Tunanetra
Di dalam Yapentra ada terdapat dua jenis tunanetra yaitu antara lain:
a. Fisik
Keadaan fisik anak tunanetra tidak berbeda dengan anak sebaya lainnya. Perbedaan nyata diantara mereka hanya terdapat pada organ penglihatannya.
a. Gejala tunanetra yang dapat diamati dari segi fisik diantaranya: Mata juling
b. Sering berkedip
c. Menyipitkan mata
d. Kelopak mata merah
e. Mata infeksi
f. Gerakan mata tak beraturan dan cepat
g. Mata selalu berair (mengeluarkan air mata)
h. Pembengkakan pada kulit tempat tumbuh bulu mata.
b. Perilaku
1) Ada beberapa gejala tingkah laku yang tampak sebagai petunjuk dalam mengenal anak yang mengalami gangguan penglihatan secara dini:
a. Menggosok mata secara berlebihan
b. Menutup atau melindungi mata sebelah, memiringkan kepala atau mencondongkan kepala ke depan.
c. Sukar membaca atau dalam mengerjakan pekerjaan lain yang sangat memerlukan penggunaan mata.
d. Berkedip lebih banyak daripada biasanya atau lekas marah apabila mengerjakan suatu pekerjaan.
e. Membawa bukunya ke dekat mata.
f. Tidak dapat melihat benda-benda yang agak jauh.
g. Menyipitkan mata atau mengkerutkan dahi.
h. Tidak tertarik perhatiannya pada objek penglihatan atau pada tugas-tugas yang memerlukan penglihatan seperti melihat gambar atau membaca.
i. Janggal dalam bermain yang memerlukan kerjasama tangan dan mata.
j. Menghindar dari tugas-tugas yang memerlukan penglihatan atau memerlukan penglihatan jarak jauh.
2) Penjelasan lainnya berdasarkan adanya beberapa keluhan seperti:
a. Mata gatal, panas atau merasa ingin menggaruk karena gatal.
b. Banyak mengeluh tentang ketidakmampuan dalam melihat
c. Merasa pusing atau sakit kepala.
d. Kabur atau penglihatan ganda.
c. Psikhis
Secara psikhis anak tunanetra dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Mental/ intelektual
Intelektual atau kecerdasan anak tunanetra umumnya tidak berbeda jauh dengan anak normal/awas. Kecenderungan IQ anak tunanetra ada pada batas atas sampai batas bawah, jadi ada anak yang sangat pintar, cukup pintar dan ada yang kurang pintar. Intelegensi mereka lengkap yakni memiliki kemampuan dedikasi, analogi, asosiasi dan sebagainya. Mereka juga punya emosi negatif dan positif, seperti sedih, gembira, punya rasa benci, kecewa, gelisah, bahagia dan sebagainya.
2) Sosial
a. Hubungan sosial yang pertama terjadi dengan anak adalah hubungan dengan ibu, ayah, dan anggota keluarga lain yang ada di lingkungan keluarga. Kadang kala ada orang tua dan anggota keluarga yang tidak siap menerima kehadiran anak tunanetra, sehingga muncul ketegangan, gelisah di antara keluarga. Akibat dari keterbatasan rangsangan visual untuk menerima perlakuan orang lain terhadap dirinya.
b. Tunanetra mengalami hambatan dalam perkembangan kepribadian dengan timbulnya beberapa masalah antara lain:
1. Curiga Terhadap Orang Lain
2. Perasaan Mudah Tersinggun
3. Ketergantungan Yang Berlebihan
2. Low Vision
Beberapa ciri yang tampak pada anak low vision antara lain:
a. Menulis dan membaca dengan jarak yang sangat dekat
b. Hanya dapat membaca huruf yang berukuran besar.
c. Mata tampak lain; terlihat putih di tengah mata (katarak) atau kornea (bagian bening di depan mata) terlihat berkabut.
d. Terlihat tidak menatap lurus ke depan.
e. Memicingkan mata atau mengerutkan kening terutama di cahaya terang atau saat mencoba melihat sesuatu.
f. Lebih sulit melihat pada malam hari dari pada siang hari.
g. Pernah menjalani operasi mata dan atau memakai kacamata yang sangat tebal tetapi masih tidak dapat melihat dengan jelas.
II. 13. Alat Pendidikan
1. Bagi Tunanetra
Alat pendidikan bagi tunanetra dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu alat pendidikan khusus, alat bantu dan alat peraga.
1.1. Alat pendidikan khusus anak tunanetra antara lain:
a. Reglet dan pena,
b. Mesin tik Braille,
c. Komputer dengan program Braille
d. Printer Braille
e. Abacus
f. Calculator bicara
g. Kertas braille
h. Penggaris Braille
i. Kompas bicara

1.2. Alat Bantu
Alat bantu pendidikan bagi anak tunanetra sebaiknya menggunakan materi perabaan dan pendengaran.
a. Alat bantu perabaan sebagai sumber belajar menggunakan buku-buku dengan huruf Braille.
b. Alat bantu pendengaran sebagai sumber belajar diantaranya talking books (buku bicara), kaset (suara binatang), CD, kamus bicara
1.3. Alat Peraga.
Alat peraga tactual atau audio yaitu alat peraga yang dapat diamati melalui perabaan atau pendengaran. Alat peraga tersebut antara lain:
a. Benda asli : makanan, minuman, binatang peliharaan (kucing, ayam, ikan hias, dll) tubuh anak itu sendiri, tumbuhan/tanaman, elektronik, kaset, dll.
b. Benda asli yang diawetkan : binatang liar/buas atau yang sulit di dapatkan,
c. Benda asli yang dikeringkan (herbarium, insektarium)
d. Benda/model tiruan; model kerangka manusia, model alat pernafasan, dll.
e. Gambar timbul sesuai dengan bentuk asli; grafik, diagram dll.
f. Gambar timbul skematik; rangkaian listrik, denah, dll.
g. Peta timbul; provinsi, pulau, negara, daratan, benua, dll.
h. Globe timbul
i. Papan baca
j. Papan paku

2. Bagi Low Vision
Alat bantu pendidikan dan peraga bagi anak low vision dibagi tiga yaitu alat bantu optik dan non optik serta alat peraga.
2.1 Alat bantu optik antara lain:
a. Kacamata
b. Kacamata perbesaran
c. Syand magnifier
d. Hand magnifier
e. Kombinasi
f. Telescop
g. CCTV
2.2 Alat bantu non optik antara lain:
a. Kertas bergaris tebal
b. Spidol
c. Spidol hitam
d. Pensil hitam tebal
e. Buku-buku dengan huruf yang diperbesar
f. Penyangga buku
g. Lampu meja
h. Typoscope
i. Tape recorder
j. Bingkai untuk menulis

2.3 Alat peraga bagi anak low vision:
Alat peraga bagi anak low vision adalah alat peraga visual, antara lain:
a. Gambar-gambar yang diperbesar.
b. Benda asli; makanan, minuman, binatang peliharaan (kucing, ayam, ikan hias, dll) tubuh anak itu sendiri, tumbuhan/tanaman, elektronik, kaset, dll.
c. Benda asli yang diawetkan; binatang liar/buas atau yang sulit di dapatkan,
d. Benda asli yang dikeringkan (herbarium, insektarium)
e. Benda/model tiruan; model kerangka manusia, model alat pernafasan. (www.mitranetra.com)
II. 14. Kemandirian
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Mandiri berarti dapat berdiri sendiri dan beradaptasi dengan lingkungan.
Program pendidikan dan keterampilan merupakan salah satu yang paling efektif dan efisien dalam pembinaan anak tunanetra dalam proses mencapai kemandirian dan juga merupakan modal yang utama untuk mereka di masa yang akan datang. Dan juga merupakan salah satu modal mereka dalam beradaptasi dengan lingkunagan sosial maupun hidup dalam bernagsa dan bernegara serta hidup dalam bermasyarakat.
Jadi para penyandang cacat netra di harapkan mereka pada saatnya dapat secara mandiri untuk:
a. Berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya baik bagi diri sendiri maupun keluarga
b. Berusaha meningkatkan taraf hidup dan tingkat kesejahteraan sosialnya
c. Berperan serta dalam proses pembangunan nasional
Dalam proses mencapai kemandirian, anak penderita tunanetra perlu terciptanya kondisi sosial yang baik agar mereka memiliki rasa percaya diri dan rasa harga diri sehingga mereka mampu menjalankan fungsi sosialnya dalam kehidupan bermasyarakat. (Rumini: 56, dalam Anta Angkit, 2005: 26)
Ketunanetraan bukanlah berupakan hambatan untuk mencapai standart hidup yang lebih baik, buktinya banyak para penyandang tunanetra yang berhasil dalam bidang pekerjaan mereka tanpa terlalu bergantung kepada orang lain. Kecacatan merupakan suatu yang pantas disyukuri karena tidak ada seorang pun manusia yang diciptakan Tuhan dengan sempurna, jadi walaupun manusia itu dilahirkan dengan segala kekurangaannya hendaklah ia mengunakan segala kekurangannya itu menjadi kelebihan bagi dirinya sendiri.
Kemandirian anak tunanetra tentu berbeda dengan anak normal lainya, karena mereka mengalami hambatan-hambatan dalam melaksanakan aktivitas sosialnya, maka dalam mencapai kemandirian anak tunanetra dibutuhkan bantuan dan bantuan dilaksanakan melalui pandidikan formal dan juga non formal. Proses kemandirian tunanetra meliputi:
a. Kemandirian diri sendiri, artinya dapat melakukan kegiatan yang berhubungan dengan dirinya sendiri, antara lain, dapat berpakaian, dapat mencuci pakaian, dapat makan sendiri, minum, dal lain sebagainnya
b. Mandiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, yaitu kemampuan untuk mancari nafkah yaitu untuk memnuhi kebutuhan dirinya sendiri dan keluarga, serta tidak selalu tergantung kepada orang lain.
II. 15. Pendidikan Keterampilan
Pemberian pendidikan keterampilan pada penyandang cacat adalah merupakan salah satu bentuk pelayanan sosial yang diartikan sebagai suatu aktivitas yang terampil, yang bertujuan untuk membantu anggota masyarakat untuk saling menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Tujuan latihan keterampilan: adalah agar penyandang cacat memiliki keterampilan karya dan usaha untuk menjamin masa depannya.
Sasaran : para penyandang cacat memiliki keterampilan kerja dan mampu mandiri
Kegiatan :
a. Menciptakan suasana kerja yang aman dan terkendali
b. Latihan kelompok kerja dan usaha
c. Memasarkan hasil karya penyandang cacat
Cara pelaksanaanya :
Memberikan teori dan praktek keterampilan kerja dan usaha serta memasarkan hasil karya penyandang cacat baik di dalam lembaga maupun di luar lembaga.
Langkah-langkah pelaksanaannya:
a. Menentukan kurikulum
b. Pembagian jadwal latihan
c. Penyediaan bahan dan peralatan
Adapun jenis keterampilan yang diberikan oleh Yapentra:
1. Pertanian
a. Pertanian palawija
b. Pertanian sayuran
c. Pertanian bunga
2. Seni musik
a. Musik Tradisional
b. Musik Nasional
3. Peternakan
a. Ikan lele
b. Ikan mujair
c. Ikan mas
d. Kerajinan tangan
1. Kotak pensil
2. Alas kaki
3. Sapu ijuk
4. Sapu lidi
5. Kursi bambu
6. Meja bambu

e. Pijat refleksi
II. 16. Kerangka Pemikiran
Secara umum sejak dari dulu anak sudah dianggap suatu anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa yang dititipkan kepada manusia. Dan sebagai titipan dari Tuhan Yang Maha Kuasa sudah sewajarnya anak dibina, dijaga dan disayangi serta di penuhi segala kebutuhannya, dan bagaiman pun juga anak yang dititipkan Tuhan kepada manusia kita harus menganggapnya sebagai sebagai anugerah dari Tuhan dan justru bukan menganggap mereka sebagai beban kepada kita selaku orang tua.
Perkembangan anak tunanetra sangat dipengaruhi oleh keluarga dan lingkungan, disorganisasi yang terjadi di tengah-tengah keluarga akan sangat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan seorang anak demikian juga seorang anak yang lahir dengan kebutaan, anak tunanetra juga terganggu dengan adanya anggapan masyarakat bahwa mereka ada di dunia menjadi hambatan karena mereka selalu bergantung pada orang lain dan tidak mampu mandiri.
Sebagai upaya untuk mengatasi permasalah yang timbul tersebut, Yayasan Pendidikan Tunanetra Sumatera (Yapentra) merupakan lembaga pendidikan formal dan non formal bagi tunanetra. Yapentra mempunyai peranan penting dalam pengembangan diri tunanetra dan kepribadian serta kemandirian karena Yapentra mempunyai tujuan bahwa setelah mereka nanti lepas dari Yapentra para tunanetra mampu hidup berdampingan dengan masyarakat luas dan mampu berkarya sehingga mereka tidak dipandang rendah oleh masyarakat awas, Yapentra juga menyediakan sarana dan prasarana seperti panti dan juga alat-alat keterampilan lainya, sehingga alasan dana bukanlah menjadi penghalang untuk menggapai cita-cita mereka. Untuk lebih mudah dalam memahami kerangka pemikiran dalam penelitian ini, maka bagan di bawah ini dibuat untuk menggambarkan kerangka pemikiran tersebut di atas
YAPENTRA

Jenis Pelayanan
A. Rehabilitasi
B. Pendidikan :
SD LB
SLTP LB
SLTP Inklusi
SMU Inklusi
B. Pra mandiri anak
1. VSC (Vocational
School Centre):
Pertanian
Seni Musik
Peternakan
Kerajinan Tangan
Pijat Refleksi
2. Universitas


Sasaran dan Tujuan:
1. Penderita dapat mandiri
2. Penderita mampu menerima dirinya apa adanya.
3. Para penderita tunanetra mampu bersaing dengan orang awas
4. Mampu melakukan fungsi sosial
5. Dapat beradaptasi dengan lingkungan
6. Dapat berperestasi disekolah inklusi


Anak Penderita Tunanetra










II. 17. Defenisi Konsep dan Defenisi Oprasional
18.1 Defenisi Konsep
Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pust perhatian ilmu sosial. (Singarimbun, 1993: 33). Defenisi konsep bertujuan untuk merumuskan istilah yang digunakan secara mendasar dan penyamaan persepsi tentang apa yang akan diteliti serta menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan tujuan penelitian.
Adapun yang menjadi defenisi konsep penelitian ini adalah:
1. Strategi adalah strategi itu adalah rencana tentang serangkaian manver, yang mencakup seluruh elemen yang kasat mata maupun yang tak-kasat mata, untuk menjamin keberhasilan mencapai tujuan
2. Pemberdayaan anak adalah mengembangkan klien dari keadaan atau kurang berdaya menjadi mempunyai daya. Suatu proses pemberdayaan (empowerman) pada intinya ditujukan pada guna
3. Pelayanan Sosial merupakan aktivitas yang terorganisasi yang bertujuan untuk membantu paraanggota masyarakat untuk saling menyesuaikan diri dengan sesamanya dan dengan lingkungan sosialnya.
4. Tunanetra adalah sesorang yang tidak dapat melihat jarinya sendiri dalam jarak 1 meter
5. Anak tunanetra adalah seseorang yang berusi antar 0-17 tahun yang mendapat masalah dala penglihatan.


18. 2 Defenisi Operasional
Defenisi operasional merupakan unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel. (Singarimbun, 1989:34). Untuk mengukur variabel dalam penelitian ini, yaitu dengan melihat berbagai indikator yang akan diteliti sebagai berikut:
1. Program-program yang dilaksanakan oleh Yapentra adalah :
a. Mutu pendidikan dan jenis pendidikan
Mutu pendidikan di Yayasan pendidikan tunanetra sudah sesuai dengan standart nasional, sedangkan anak tunanetra yang bisa melanjutkan ke sekolah integrasi atau inklusi di biayai sepenuhnya oleh yapentra hingga jenjang yang lebih tinggi (Universitas)
b. Penyediaan sarana dan fasilitas
c. Pendidikan keterampilan dan pengetahuan
Dalam hal ini Yapentra berusaha memenuhi segala kebutuhan anak-anak tunanetra dalam hal penyediaan sarana dan alat-alat kesenian, serta alat alat dan bahan bagi kerajinan tangan.
d. Program-praogram pemberdayaan tunanetra dalam usaha untuk memandirikan mereka. Yaitu dengan pendididkan formal dan non formal.
2. Kemandirian tunanetra diukur dengan
a. Kemandirian
1. Mampu melaksanakan pekerjaan sehari-hari
2. Mampu berjalan sendiri

b. Interaksi sosial
1. Mampu berkomunikasi sesama tunanetra
2. Mampu berkomunikasi dengan masyarakat awas
3. Mampu berhubungan dengan masyarakat awas
c. Aktualisasi
1. Dapat beradaptasi dengan lingkungan
2. Dapat berperestasi
3. Dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan kemampuan
3. Prosedur kerja
4. Pemberdayaan di ukur dengan
1 Pemberian pendidiakan formal contohnya membiayai anak anak tunanetra yang malaksanakan pendidikan di luar Yapentar naik itu tingkat SMP, SMA, maupun tingkat Universitas.
2 Mengadakan pemberian keterampilan dan kesenian sebagai program pemberdayaan kepada anak tunanetra dan juga sebagai modal mereka stelah lepas dari Yapentra
5. Kompetensi staf
6. Sumber dana organisasi
7. Mekanisme pertanggungjawaban
8. Sarana dan prasarana
9. Kesejahteraan anak asuh (siswa)
Kesejahteraan siswa diukur dengan:

a. Pelayanan akan kebutuhan anak dalam hal pangan, sandang dan papan
b. Pelayanan pendidikan keterampilan, yang meliputi:
- Jenis kegiatan keterampilan
- Sarana dan prasarana
c. Program pembinaan dinamika kelompok dan motivasi
d. Program pembinaan rohani
e. Kegiatan olah raga
f. Kegiatan kesenian















BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III. 1. Tipe Penelitian
Tipe penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif yaitu suatu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. (Nawawi, 1991:63). Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskiptif kualitatif, dimana penelitian ini menggambarkan secara rinci mengenai strategi pemberdayaan anak yang mengalami kebutaan (tunanetra) di Yaysan pendidikan tunanetra sumateraSumatera (Yapentra) melakukan pengamatan terhadap gejala, peristiwa, kondisi dan fasilitas yang tersedia.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Yaysan pendidikan tunanetra Sumatera (Yapentra) yang beralamat di Jl. Medan km 21,5, Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang. Alasan penulis memilih lokasi ini adalah karena lembaga ini merupakan sebuah lembaga sosial yang bergerak dalam bidang pendidikan dan keterampilan bagi anak-anak yang menderita tunanetra. Dan juga penulis melaksanakan peraktikum II disana.
Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek yang terdiri dari manusia, benda, hewan dan tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai-nilai, atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karkter tertentu dalam suatu penelitian. (Nawawi, 1991: 141).
Populasi dalam penelitian ini adalah para pegawai yang bekerja di Yayasan pendidikan tunanetra sumatera aik itu sebagai pekerja sosial, instruktur, pegawai tata usaha maupun cleaning service dan para siswa yang belajar di lembaga ini yang semuannya berjumlah 20 orang.
Sampel
Sampel adalah suatu bagian dalam populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasinya. (Soehartono, 1995: 57). Sampel dalam penelitian ini adalah staf yang menjadi pegawai Yaysan pendidikan tunanetra sumatera(Yapentra) dan anak-anak yang menjadi siswa di lembaga tersebut. Jumlah pegawai di Yayasan pendidikan tunanetra sumatera secara keseluruhan adalah 46 orang yang terdiri dari 3 orang PNS dan 19 orang pekerja honorer, pengawai tetap 21 0rang, calon pengawai tetap 1 orang serta DPK GKPI 3 orang. Jumlah siswa 83 orang. Yang terdiri atas SDLB 24 orang, SMPLB 13 orang, SMP Inklusi 7 orang, SMA Inklusi 12 Orang, Universitas 9 orang, VSC (Vocation School Centre) 14 orang, dan Rehabilitasi 4 orang. sesuai dengan pendapat Arikunto, untuk menentukan sampel penelitian yang menyatakan bahwa jika jumlah populasi lebih dari 100 orang, maka jumlah sampel yang diambil adalah 10-25% dari jumlah populasi dan ini dianggap representatif. Jadi sampel untuk siswa adalah 10%-25% dari 100 orang yakni 12-31 orang, sedangkan untuk pegawai adalah Direktur, dan staf-staf yang ada dilembaga tersebut. Teknik pengambilan sampel untuk siswa adalah random sampling, dengan kriteria anak yang dijadikan responden adalah anak yang berusia 13 tahun keatas dengan alasan bahwa anak yang berusia di bawah 13 tahun belum mampu menjawab pertanyaan peneliti dengan benar.
Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang akan digunakan dalam analisis data nantinya, penulis menggunakan beberapa cara atau teknik yakni sebagai berikut:
a. Studi Kepustakaan
Yaitu mengumpulkan data melalui buku-buku, dokumentasi, dan sumber referensi yang menyangkut masalah yang diteliti.
b. Penelitian Lapangan
Yaitu mengadakan penelitian langsung ke lokasi untuk mendapatkan data yang lengkap sesuai dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian lapangan ini, digunakan beberapa metode, yakni:
- Pengamatan (Observation)
Pengumpulan data tentang gejala tertentu yang dilakukan dengan mengamati, mendengan dan mencatat kejadian yang menjadi sasaran penelitian.
- Wawancara (Interview)
Melakukan tanya jawab langsung dengan pihak yang dianggap refresentatif dan menguasai permasalahan yang diteliti secara mendalam.
- Angket (Quisioner)
Mengajukan pertanyaan secara tertutup yang disebarkan kepada pegawai dan siswa yang ada di Yayaan pendidikan tunanetra sumatera (YAPENTRA)
Teknik Analisa Data
Data-data yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisa dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menjabarkan hasil penelitian/ fakta sebagaimana adanya.





















BAB IV
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Sejarah Singkat Berdirinya Yayasan Pendidikan Tunanetra Sumatera (YAPENTRA)
Yayasan Pendidikan Tunanetra Sumatera (YAPENTRA) didikan dengan akta pada atanggal 20 april 1977 di bawah no 4, yang dibuat di depan tuan Walter Siregar bertempat di medan dan diresmikan pada tanggal 30 oktober 1978. adapun yang menjadi perintis dari lembaga ini pada waktu itu adalah :
a. Tuan DR. Dominus Andar Lumbantobing (sebagai perwakilan dari Gereja Kristen Protestan Indonesia)
b. Tuan Dominus Karel Sianturi (sebagai perwakilan dari gereja Pentakosta di Indonesia) yang berkedudukan di Siantar
c. MR. J. Wolf dari badan zending HBM (sebagai perwakilan dari Hildesheimer Blinden Mission) yang berkedudukan di Hildesheim, Jerman
Dalam berbagai perjalanannya yaysan ini tentu mengalami berbagai perubahan terutama mengenai kepengurusannya. Dimana hal ini diawali dengan pengunduran diri dari Marojahan Silalahi, S.H, selaku sekretaris pengurus yayasan dan kemudian digantikan oleh Ir.J.A. Situmorang mpada tahun 1983 yang bersangkutan pindah ke Lampung sehinmgga posisi sekretaris yang di pengang tidak tetap. Kemudian pada tahun 1987, Dominus Karel Sianturi melepaskan diri dari lembaga tersebut dan pada tahun 1988 meninggal dunia. Oleh karena itu tidaka ada pengganti yang mau ditunjuk, sehingga secara struktural Gereja Pentakosta menarik diri dari Yapentra sesuai dengan surat yang disampaikan pada tanggal 5 April 1990. pada tahun 1991 , Drs Bistok Sirait, M.Scyang melayani selama 14 tahun juga mengundurkan diri secara managemen . akhirnya tinggallah Dr. Andar lumban tobing yang memagang yayasan Yapentra namun bukan berarti yayasan ini milik pribadi melainkan milik bersama.
Berdasarkan kondisi yang terjadi tersebut, maka Dr. Andar Lumbantobing menetapkan diri sebagai pendiri yaysan. Dimana hal terseburt ditetapkan dengan surat keputusan tertanggal 31 Maret 1994 no. 23 maka denagn demikian yaysan ini didirikan oleh orang-orang yang terdiri dari :
a. Dominus Dr Andar Lumbantobing
b. Dominus R.M.G Marbun, S.Th (bishop GKPI)
c. Rev. G.E. Schulte (perwakilan dari Hildescheimer Blinden Mission)
Disamping itu Hildescheimer blinden Mission (HBM) juga menunjuk Dra. Saulan Siahaan sebagai perwakilan di YAPENTRA, kemudian tahun 1994 , kembali lagi instrukturisasi kepengurusan dari priode 1994-1999 yaitu :
Ketua : Dominus M.S.E. Simorakkir, S,Th
Wakil Ketua : Poltak Panggabean
Sekretaris : Drs. M. Manullang
Wakil Sekretaris : Domimus R.F. Simamora, S.Th
Bendahara : Ir. R. Pohan
Wakil Bendahara : Mayor B.L.Siallagan
Pengurus : M.B.P. Sibarani
Sebagai lermbaga sosial yang bergerak dibidang pelayanan sosial yang dikhususkan bagi penderita cacat, maka YAPENTRA membuat program pendidikan dan pengasuhan anak-anak tunanetra di YAPENTRA, dengan didasarkan pada pertimbangan –pertimbangan yang matang, yaysan pendidiakn tunanetra berusaha mendirikan asrama yang memadai /lengkap dengan fasilitasnya dengan harapan agar anak-anak tunanetra selama mengecap pendidikan di YAPENTRA akan memperoleh kenyamana dalam melaksanakan pendidikan dan juga berinteraksi.
Agar tercapai keberhasilan dalam pengasuhan dan pendidikan anak-anak tunanetra yang dilaksanakan oleh YAPENTRA, maka yaysan melalui perangkat-perangkatnya harus mampu menciptakan rasa aman dan nyaman yang di,ul;ai dengan pendidikan dini (intervendi dini) yang berazasan nilai kekeluargaan. Dermi mewujudkan visi dan misi yayasan, dalam hal ini YAPENTRA berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia no XX, tahun 2003 yaitu tentang ’’Sistem Pendidikan Nasional’’, pada bab I, ketentuan umum pasal 1 ayat 1 berbunyi ”Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinnya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan dan pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara ”.
Seperti yang sudah diketahui bahwa Yayasan Pendidikan Tunanetra Sumatera (YAPENTRA) berkecimpung dalam pekerjaan sosial yaitu pada bidang pendidiakan. Maka kegiatan mulia ini harus benar-benar dimantapkan supaya tercapai tujuan dan sasaran yang baik.



Gambaran umum YAPENTRA
Yayasan Pendidikan Tunanetra Sumatera (YAPENTRA) sudah berdiri kurang lebih dari 31 tahun. Dan selama melaksanakan tugasnyasebagai lembaga sosial YAPENTRA bergerak dalam bidang pendidikan formal dan juga memberikan pelatihan ketrampilan kepada para penderita tunanetral. Selama kurung waktu yang sudah tergolong lama yAPENTRA mampu menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dalam mendidik, melatih, membingbing dan memandirikan para peserta didik yang mengalami ganguan dalam penglihatan. Para anak asuh YAPENTRA juga sudah banyak uang tamat dari YAPENTRA dan juga sekolah-sekolah yang berintegrasi dengan YAPENTRA, dari menurut data YAPENTRA , sekarang ini yayasan tersebut menampung peserta didik sebanyak 86 orang, denagn pewrincian 52 orang laki-laki dan 34 orang perempuan. Dari jumlah peserta didik tersebut mereka menempati jenjang pendidikan yang berbeda-beda, mulai dari tingkat SD sampai dengan tingkat Pra mandiri.

susunan kepengurusan
Adapun susunan kepengurusan dari YAPENTRA adalah :
Ketua : Pdt. M. Simamora.S.Th
Wakil Ketua : Rajisten Sitorus
Sekretaris : Ir.A.K. Hutabarat.Magr
Wakil Sekretaris : Pdt. S.M.Gurning.S.Th
Bendahara : P. Sitompul
Wakil Bendahara : dr. H. Hutabarat
Anggota : dr. S.Br. simorakkir
Cyrus Sinaga
Dr. L. Hutabarat. Sp.Og
Adapun yang termasuk kedalam keanggotaan badan pendiri yayasan adalah :
Orang atau badan yang mendirikan yayasan
Orang atau badan yang atas usul sesorang badan pendiri yang hendak mengundurkan diri , telah ditukjuk oleh rapat anggota/badan pendiri untuk menjadi penggantinnya.
orang atau badan lain yang diminta oleh badan pendiri tanpa mempunyai hak suara.
Sedangkan dalam kepengurusan adalah :
1. Yayasan ini diurus oleh suatu badan pengurus yang jumlahnya berjumlah ganjil, minimal 7 orang dan maksimal 11 orang yang berasal dari anggota jemaat GKPI yang dipilih atas mufakat anggota badan pendiri yayasan
2. Direktur sedapat mungkin adalah pendeta GKPI yang telah mengikuti pendidikan khusus tunanetra yang diangkat oleh pimpinan GKPIdan ditunjuk oleh badan pendiri . dalam pelaksanaan sehari-harinya maka akan dilakukan oleh direktur yang nantinya bertanggung jawab kepada badan pengurus . direktur dapat diundang untuk menghadiri rapat badan pengurus namun tidak memiliki hak suara.
3. Badan pengurus terdiri dari :
a. Ketua
b. Wakil ketua
c. Sekretaris
d. Wakil sekretaris
e. Bendahara
f. Wakil bendahara
g. Anggota
Dalam hal pengangkatan dan pemberhentian anggota badan pengurus maka yang berwenang adalah pendiri yayasan. Dimana masa jabatan pengurus ditetapkan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali sesuai dengan kebutuhan yang dianggap perlu oleh pendiri yayasan.
Adapun ketentuan dalam keanggotaan badan pengurus, antara lain :
1. Keanggotan badan pengurus berakhir karena :
a. Meninggal dunia atau berhalangan tetap
b. Atas permintaan sendiri
c. Pemberhentian atas putusan badan pendiri yayasan
2. Jika ada terjadi kekosongan dalam posisi kepengurusan maka anggota badan pengurus dapat mengusulkan calon-calon untuk mengisi lowongan tersebut kepada badan pendiri yayasan yang dapat menguatkan ususl itu, akan tetapi badan pendiri tidak terikat pada usul yang diajukan tersebut.
Mitra pendukung dana :
HBM Jerman
Rotary Club
Lions Club
LCA Australia
NLM Norwegia
donatur dalam dan luar negeri
visi dan misi Yapentra
4.1 Visi
Agar pundasi YAPENTRA makin kokoh dan kuat, maka sangat perlu diterapkan visi dan misinya, Adapun visi dari YAPENTRA adalah :
“Anak Tunanetra Cemerlang Dalam Ilmu , Terampil dan Bermoral”.
4.2. Misi
Selain visi, yayasan ini juga memiliki misi, adapumisi dari YAPENTRA adalah :
“Menolong tunanetra memiliki activity daily skill”
Maksud dan Tujuan Didirikan Yapentra
5.1 Maksud
Adapun yang menjadi maksud didirikannya YAPENTRA adalah : didasarkan p
5.2 Tujuan

Struktur Organisasi
Adapun organisasi dari yapentra adlah sebagai berikut.




pembagian tugas (job deskription)
1. Badan Pendiri
Tugas-tugas badan pendiri
a. Mengangkat calon direktur yaysan yang akan memimpin yayasan untuk disahkan pimpinan GKPI
b. Memantau keputusan yang ditetapkan oleh badan pengurus
c. Mengangkat dan memberhentikan badan pengurus
2. Badan Pengurus
Tugas-tugas badan pengurus
a. Memantau keputusan yang telah ditetapkan oleh direktur yayasan
b. Mensahkan laporan kegiatan yang dibuat oleh direktur yayasan
c. Memberikan laporan pertanggung jawaban kepada badan pendiri
3. Pimpinan Yayasan
Tugas-tugas direktur
a. Melaksanakan tugas-tugas harian yaysan dan melaksanakan keputusan-keputusan rapat badan pengurus.
b. Mengusulkan pengangkatan, pemberhentian kepala sekolah, kepala asrama, guru/pengawai lainnya kepada badan pengurus.
c. Mengusulkan kenaikan pangkat/golongan, gaji dan tunjangan bagi kepala sekolah, kepala asrama, guru/pegawai lainnya kepada badan pengurus.
d. Mengawasi dan membina pelaksanaan pada semua unit dilingkungan yayasan sesuai dengan job description masing-masing.
e. Membuat rapat pelaporan bersama guru/pengawai lainnya untuk menyusun program dan pelaporan jangka pendek dan jangka panjang untuk diajukan dan disahkan oleh badan pengurus.
f. Bersama-sama badan pengurus membina hubungan dengan instansi pemerintah.
g. Bersama-sama badan pengurus membina hubungan dengan lembaga swasta maupun perorangan, di dalam maupun di luar negeri.
h. Membuat laporan pertanggung jawaban kepada badan pengurus
i. Bersama-sama badan pengurus mengusahakan pemasukan uang, penerimaan sumbangan baik dari perorangan, masyarakat, gereja badan-badan swasta maupun pemerintah.
4. Bagian Pendidikan
5. Administrasi
6. Siswa
7.
keadaan guru dan pengawai keadaan sarana dan prasarana
sumber dana organisasi

program kerja



DAFTAR PUSTAKA
Adi. Rukminto Isbandi. Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. FISIP UI PRESS. Jakarta. 2004.
Arikunto. Suharsimi. Prosedur Penelitian. Bineka Cipta. Jakarta. 1998.
Nawawi. Hadari. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada University Pres. Yogyakarta. 1993.
Nurdin. Fadhil. M.. Pengantar Studi Kesejahteraan Sosial. Angkasa. Bandung. 1989.
Rustanto. Orientasi dan Mobilitas. Bandung . Tarsito. 1986.
Rianto. Yatim. Metodologi Penelitian Pendidikan Suatu Tinjauan Dasar. SIC Surabaya. Surabaya. 1996.
Singarimbun. M. dan Sofyan Effendi. Metodologi Penelitian Survai. LP3ES. Jakarta. 1993.
Soehartono. DR. Irawan. Metode Penelitian Sosial. PT. Remaja Rosdakarya-Bandung. Bandung. 1995.
Soedjadi. S. Pendidikan bagi anak-anak cacat netra sebelum usia sekolah. Pustaka. Dian. Jakarta. 1987.
Soekini. Pradopo. Pendidikan anak-anak tunanetra. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta. 1977.
Trisnamansyah. Sutaryat. Pengantar Pendidikan Luar Sekolah. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta. 1986.
Sumber lain:
Abdullah Yazid. http://kompas.com/kompas-cetak/0610/03/jatim/57673.htm
ILO, http://www.menegpp.go.id/menegpp.php?cat=detail&id=media&dat=219
www. Artikelus/nurkelus 2 html).
indonesia@yahoogroups.com/msg01165.html
www.usembassy.stake.gov.jakarta
www. Mitranetra.com
http://strategika.wordpress.com/2007/06/24/pengertian-strategi/
Harian Sinar Indonesia Baru
Harian Dwi Mingguan Cerdas

Selasa, 29 Juli 2008

cara buat website







1. MEMBUKA WEBSITE GEOCITIESMasuklah ke website Geocities dengan mengetikkan http://www.geocities.com pada web browser anda, maka akan muncul halaman seperti ini:
2. MENDAFTAR YAHOO - GEOCITIESKarena Geocities termasuk dalam grup Yahoo, maka anda harus menjadi anggota Yahoo dengan cara memiliki email di Yahoo untuk bisa menggunakan Geocities. Kalau anda sudah punya email di Yahoo maka anda bisa langsung ke langkah no.3.
Klik pada tombol Sign UP Now berwarna kuning yang ada di sebelah kanan atas halaman, maka akan muncul halaman login seperti ini:

Jika anda sudah punya account e-mail Yahoo maka anda bisa langsung login dengan mengisikan Yahoo ID dan passsword anda dan klik tombol Sign In, jika belum punya account e-mail atau Yahoo ID maka klik pada Sign Up untuk melakukan pendaftaran, maka akan muncul formulir sebagai berikut:

Jika Yahoo ID yang anda inginkan sudah dimiliki oleh orang lain maka akan muncul kotak seperti berikut:
ID Helper




Yahoo! ID forex is unavailable





These Yahoo! IDs are available:
Try another Yahoo! ID
amirsuramir
suramiramir
amir_suramir
suramir_amir
asuramir
Example: "free2rhyme"

• Show more available IDs • Edit suggestion words






Contoh di atas adalah ketika dicoba memasukkan Yahoo ID dengan kata "forex" dan ternyata tidak tersedia maka dicoba masukkan kata lainnya, yaitu "uangforex" dan ternyata tersedia dan berhasil.
ID Helper




Find other available IDs





Congratulations, the IDuangforexis available!
Be sure to complete the registration process to claim and lock in your new Yahoo! ID. Then you can begin to use it immediately across the Yahoo! network.







Copyright © 2005 Yahoo! Inc. All right reserved.

Klik pada "Continue Registration With This ID" maka akan muncul halaman Welcome seperti di bawah ini:

Klik pada "Continue to Yahoo! GeoCities" maka anda akan kembali ke halaman GeoCities, anda tetap harus mengisi Yahoo ID dan password and sebelum bisa masuk ke Geocities, ini sebagai tindakan pengamanan, Klik Sign In.
4. MASUK KE HALAMAN YAHOO GEOCITIES

Isikan Yahoo ID dan password anda, lalu klik Sign In, maka anda akan masuk ke halaman Geocities:

Mungkin anda akan diminta memasukkan password anda lagi, ini sebagai tindakan pengamanan.

Klik "Submit" maka anda akan masuk ke halaman member GeoCities berikut ini:

Klik pada "Build your web site now!" untuk segera membuat website, anda akan masuk ke halaman Control Panel:.

Klik pada tab Manage, maka tampilan halaman akan seperti berikut:

Klik pada tulisan File Manager.

Klik pada tulisan Open File Manager, maka anda akan masuk ke halaman untuk mengelola file-file website anda seperti berikut ini:

Untuk memasukkan file-file website yang telah anda buat menggunakan MS-FrontPage atau MS-Word, maka klik pada tombol "Upload Files" yang ada di sebelah kanan atas halaman, lalu akan muncul halaman berikut ini:
Easy Upload
Transfer files from your computer to your main directory with this simple tool. First click on Browse... to select files, then click Upload Files. Note: File names cannot contain spaces. The total upload can be up to 5MB.

Number of Files to Upload: 5 10



Automatically convert filenames to lowercase
Automatically change ".htm" extensions to ".html"

Klik pada "Choose" untuk memasukkan file-file website anda, anda bisa beberapa file sekaligus pada baris berikutnya, anda bisa menambah baris isian dengan klik pada angka di "Number of Files to Upload" lalu klik "Display."

Pilih file-file yang ingin anda upload, kemudian klik "Upload Files," jika berhasil maka akan muncul kotak seperti ini:
Upload results
index.htm
_ Uploaded successfully
marketiva.htm
_ Uploaded successfully

Upload More Files
File Manager
Need more storage? Upgrade and get more storage for your music, photo and videos

Kalau ingin Upload file lagi klik pada "Upload More Files," kalau sudah selesai klik pada "File Manager"
Setelah klik "File Manager" maka anda akan melihat bahwa file-file anda sudah masuk dalam daftar, seperti berikut ini:
Your site: http://www.geocities.com/uangforex



checked files


Name

Last Modified (GMT)

Size (KB)
index.htm
View
Dec 02 09:30am
Stats
3
marketiva.htm
View
Dec 02 09:30am
Stats
3
Check All - Clear All

= Subdirectory = PageBuilder = PageWizard
checked files
Subdirectories




(Create Subdirectories to organize your files)



▲ Klik disini untuk membuat sub-direktori



Setelah itu maka sekarang kita mulai memasukkan gambar-gambar, klik pada tombol "New" yang ada di bawah tulisan Subdirectories, untuk membuat direktori atau folder baru sebagai tempat meletakkan file-file gambar.
Kalau anda membuat website menggunakan MS-FrontPage maka anda mebuat sub-direktori bernama "images" seperti berikut ini:
File Manager
Home > File Manager > Create Subdirectory

Create a Subdirectory
Enter the name of the directory you would like to create:
Subdirectory Name:


Sedangkan bila anda membuat website menggunakan MS-Word maka anda harus membuat sub-direktori sesuai mengikuti folder-folder yang ada di harddisk anda, contohnya:

disini berarti anda harus membuat sub-direktori bernama "marketiva_files" dan "index_files."
Setelah klik tombol "Create Subdirectory" maka akan File Manager akan berubah seperti ini:
Successfully created images
Your site: http://www.geocities.com/uangforex



checked files


Name

Last Modified (GMT)

Size (KB)


images ◄ Klik disini

Dec 02 09:35am

4
index.htm
View
Dec 02 09:30am
Stats
3
marketiva.htm
View
Dec 02 09:30am
Stats
3
Check All - Clear All

= Subdirectory = PageBuilder = PageWizard
checked files
Subdirectories




(Create Subdirectories to organize your files)







Klik pada tulisan images lalu anda akan masuk ke halaman isi dari direktori (folder) images, seperti berikut:
Your site: http://www.geocities.com/uangforex



checked files


Name

Last Modified (GMT)

Size (KB)
Up one level





images






= Subdirectory = PageBuilder = PageWizard
(Create a new HTML file)
Subdirectories



▲ Klik disini
(Create Subdirectories to organize your files)







Klik pada tombol "Upload Files" lalu lakukan upload file mengikuti petunjuk yang telah diberikan sebelumnya.Setelah anda memasukkan file-file gambar tersebut, maka File Manager akan menjadi seperti berikut:
Your site: http://www.geocities.com/uangforex



checked files


Name

Last Modified (GMT)

Size (KB)
Up one level





images





fantastic1.jpg
View
Dec 02 09:40am
Stats
16

logomarketiva.jpg
View
Dec 02 09:40am
Stats
21


= Subdirectory = PageBuilder = PageWizard
(Create a new HTML file)
Subdirectories




(Create Subdirectories to organize your files)







Setelah selesai meng-upload seluruh file website anda, maka anda bisa keluar dari Geocities dengan klik pada tulisan "Sign Out" yang ada di sebelah atas tengah halaman Geocities.
Untuk keluar Geocities, klik disini ▲
Selesailah prosedur upload website anda ke Geocities, setelah itu anda dapat mencoba alamat URL website anda yang baru, contohnya http://www.geocities.com/uangforex/

SELAMAT! SEKARANG ANDA PUNYA WEBSITE SENDIRI UNTUK MEPROMOSIKAN BISNIS INI.

CARA MEMPROMOSIKAN PROGRAM AFILIASI




2005 - 2007 © Arisson Mercinova S.Kom.

Minggu, 27 Juli 2008

puisi buat seseorang yang tercinta..........n

Cinta memanggilku Segera kuberlari meghampiri Meski harus kutempuh jalan berbatu dan berliku Kan kuserahklan diri kedalam rangkulan sayap2nya Sekalipun duri2 yg bersemayam dibalik sayapnya akan melukaiku Ku bisikan cinta Mungkin cinta kan membawa kuterbang tinggi ke kumpulan bintang2 Namun dia juga akan mencabik2 Satu nafas terhembus adalah kataAngan, debur, dan emosi tercampur Dalam jubah terpautan Tangan kita terikat...bibir kita menyatu Maka setiap apa yang terucap Adalah bukti tulis cintaku

puisi ku perembahkan buat nela s

Rabu, 23 Juli 2008

PUISI BUAT T... NE'...A

Cukup

tak perlu lagi kau bertanya, apakah aku bosan padamu juga tak perlu kau baca buku-buku kuno tentang cinta cukup kau diam saja dan ijinkan aku melihat jauh ke dalam sorot matamu hingga kau mulai memejamkannya

Satu
satu saja yang kuberikan padamu tak perlu dua apalagi seribu cukup satu, satu satunya yang membuat aku memikirksn mu lalu melahirkan seribu puisi tentang dirimu

tak ada yang salah dalam cinta tak ada cinta yang salah selalu seperti itu cinta bukan sebuah pilihan seperti memilih baju yang hendak kita gunakan cinta bukan pula perhiasan yang ketika ada yang baru selalu saja yang lama terlihat usang cinta ya cinta seperti halnya CINTA KU SAMA MU Ne....A

puisi buat nela

Cinta memanggilku
Segera kuberlari meghampiri
Meski harus kutempuh
jalan berbatu dan berliku
Kan kuserahklan diri
kedalam rangkulan sayap2nya
Sekalipun duri2 yg bersemayam dibalik sayapnya
akan melukaiku
Ku bisikan cinta
Mungkin cinta kan membawaku
terbang tinggi ke kumpulan bintang2
Namun dia juga akan mencabik2Satu nafas terhembus adalah kata
Angan, debur, dan emosi tercampur
Dalam jubah terpautanTangan kita terikat...
bibir kita menyatu
Maka setiap apa yang terucap
adalah bukti cintaku sama mu.

sebuah puisi ku perembahkan buat nela s

Nella E Siagiaan

nella adalah gadis belia yang polos...
gadis yang masih lugu dan gadis yang masih dalam dewasa madya
nela aku bingung kenapa ya aku menyukaimu
apa dengan kepolosanmu
apa dengan keluguan mu

nela.... gadis belia yang manis..
gadis mungil yang cantik dengan baju merah di lapisi jaket hijau ......
nela gadis bercelana pendek yang selalu mengangu pikiran .....
gadis belia yang selalu ceria
yang selalu tegar dalam menghadapi setiap masalah yang dihadapi....

nela .... semoga kamu mendapatkan apa yang kamu citacitakan...

cinta

apa benar yang namanya cinta itu membingungkan....
apa benar cinta seseorang itu dapat abadi selamannya.....
aku bingung tentang yang namanya cinta
soalnya sampai saat ini aku belum pernah yang namanya cinta sejati ...
walaupun ada cinta sejati itu sekarang bagiku hanya ada dalam banyangan dan angan-angan...

aku berharap aku menemukan seseorang yang dapat mendampingikiu sepanjang hidupku..
aku berharap kepada tuhan semoga orang yang aku cinytai tetap abadi selamnya di hatiku...